Pemerintah Terancam Bubar! DPR Tolak RUU Pendanaan, Shutdown Makin Dekat 1 Oktober!

Kekacauan politik di Amerika Serikat semakin memanas! Para senator baru saja menolak dua RUU penting yang seharusnya mendanai operasional pemerintah federal. Akibatnya, ancaman shutdown atau penutupan layanan pemerintah pada 1 Oktober mendatang semakin besar. Saling lempar tanggung jawab pun tak terhindarkan antar partai. Berikut poin-poin penting yang perlu kamu ketahui:

  • Senat menolak RUU pendanaan dari kedua belah pihak.
  • Ancaman shutdown pemerintah AS makin nyata di awal Oktober.
  • Demokrat menuding Partai Republik tak mau bernegosiasi soal layanan kesehatan.
  • Republik menuding Demokrat mengajukan tuntutan yang membengkakkan anggaran.
  • Rekomendasi Partai Republik di DPR untuk pendanaan jangka pendek juga ditolak Senat.
  • Demokrat ngotot meminta pembahasan ulang soal subsidi layanan kesehatan.

Drama Anggaran di Capitol Hill: Ancaman Shutdown Mengintai!

Situasi di Washington D.C. memanas! Parlemen Amerika Serikat, khususnya Senat, baru saja membuat langkah mengejutkan dengan menolak dua proposal berbeda untuk mendanai operasional pemerintah federal. Keputusan ini sontak meningkatkan kemungkinan terjadinya shutdown, alias penutupan layanan pemerintah, tepat saat tahun anggaran baru dimulai pada 1 Oktober. Bayangkan saja, berbagai layanan publik penting bisa terhenti jika ini benar-benar terjadi!

Saling Tuding di Antara Partai: Siapa yang Harus Disalahkan?

Di tengah kebuntuan ini, para pemimpin dari kedua partai politik utama saling melontarkan tudingan. Partai Demokrat merasa Partai Republik tidak mau beritikad baik untuk bernegosiasi, terutama terkait prioritas Demokrat dalam bidang layanan kesehatan. Mereka berdalih, tanpa suara Demokrat, RUU pendanaan tidak mungkin lolos ke meja presiden.

Sementara itu, Partai Republik membalasnya dengan menyatakan bahwa tuntutan Demokrat akan membuat anggaran negara membengkak secara drastis. Mereka berargumen bahwa fokus utama saat ini adalah bagaimana menjaga roda pemerintahan tetap berputar untuk sementara waktu sambil menunggu negosiasi paket anggaran satu tahun penuh.

Upaya DPR Gagal di Senat: RUU Pendanaan Jangka Pendek Ditolak!

Sebelumnya, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Amerika Serikat yang dikuasai Partai Republik telah meloloskan RUU pendanaan jangka pendek. RUU ini rencananya akan memperpanjang pendanaan pemerintah selama tujuh minggu dengan tingkat anggaran yang sebagian besar sama seperti saat ini. Menariknya, RUU ini juga menyertakan tambahan dana sekitar 88 juta dolar untuk keamanan bagi para anggota legislatif, Mahkamah Agung, dan cabang eksekutif, menyusul insiden penembakan aktivis konservatif Charlie Kirk.

Namun, RUU yang lolos dengan suara tipis di DPR ini harus kandas di Senat. Senator dari kedua belah pihak tampaknya tidak sepakat dengan isi maupun cara penyampaian RUU tersebut.

Demokrat Ngebet Bahas Layanan Kesehatan: Subsidi Jadi Taruhan!

Di sisi lain, Partai Demokrat memiliki agenda sendiri. Mereka mengajukan proposal tandingan yang fokus pada perpanjangan subsidi layanan kesehatan yang akan berakhir tahun ini. Selain itu, mereka juga ingin membatalkan pemotongan anggaran untuk program Medicaid yang sebelumnya disetujui dalam paket anggaran besar Partai Republik.

Proposal Demokrat di Senat memang mendapatkan suara lebih banyak dibandingkan proposal Republik, namun tetap saja tidak mencapai ambang batas 60 suara yang dibutuhkan untuk lolos. Partai Demokrat berpendapat bahwa isu layanan kesehatan ini sangat krusial dan tidak bisa ditunda lagi.

Perbedaan Sikap, Sama-sama Berisiko

Berikut perbandingan singkat hasil pemungutan suara di Senat:

ProposalSuara SetujuSuara Tidak SetujuCatatan
Demokrat (Fokus Kesehatan)4745Murni lintas partai
Republik (Pendanaan Jangka Pendek)4448Dua Demokrat menolak, dua Republikan menolak

Ketidakpastian Menjelang Libur Panjang

Situasi semakin rumit karena kedua kamar Kongres akan libur minggu depan untuk merayakan Rosh Hashanah, tahun baru Yahudi. Senat dijadwalkan kembali pada 29 September, sementara anggota DPR dari Partai Republik baru akan kembali pada bulan Oktober. Juru bicara DPR bahkan telah mengumumkan bahwa tidak akan ada pemungutan suara pada 29-30 September.

Langkah ini seolah memaksa Senat untuk menerima RUU yang sudah disetujui DPR jika ingin menghindari shutdown. Namun, mayoritas Demokrat tampaknya masih teguh pada tuntutan negosiasi yang dipimpin oleh pemimpin mereka.

Apa Dampaknya Bagi Rakyat?

Jika shutdown benar-benar terjadi, masyarakat umum akan merasakan dampaknya. Mulai dari terhentinya layanan administrasi, penundaan pencairan dana tertentu, hingga potensi pemotongan layanan publik. Bagi mereka yang bergantung pada subsidi layanan kesehatan dari Affordable Care Act (ACA), kenaikan premi yang signifikan bisa menjadi ancaman nyata jika tidak segera ada solusi.

Para politisi terus berdebat dan saling menyalahkan, sementara nasib pemerintahan dan pelayanan publik menggantung. Kita nantikan babak selanjutnya dari drama anggaran ini!

Sumber:

Share this article

Back To Top