GAZA CITY DIGEMPUR ISRAEL! Operasi Darat Dimulai, Ribuan Jiwa Terancam!

Kekuatan militer Israel dilaporkan melancarkan serangan darat besar-besaran ke Kota Gaza pada Selasa pagi. Langit Gaza bergemuruh dengan ledakan dan kilatan api yang terlihat dari Israel selatan, menandai eskalasi konflik yang mengerikan. Keputusan ini membuat harapan gencatan senjata semakin tipis, meski upaya diplomasi telah berlangsung berbulan-bulan. Warga yang masih bertahan di kota terbesar Palestina ini diminta segera mengungsi ke selatan. Situasi kemanusiaan semakin memprihatinkan, dengan laporan korban jiwa terus berjatuhan.

  • Operasi Militer Israel Makin Ganas di Gaza City
  • Keluarga Sandera Minta Netanyahu Hentikan Serangan
  • Diplomasi Internasional: Qatar-AS Bahas Konsekuensi Serangan
  • Situasi Kemanusiaan Semakin Mengkhawatirkan

Gaza City Menjadi Arena Pertempuran Sengit

Perang antara Israel dan Hamas memasuki babak baru yang lebih mengerikan. Militer Israel mengonfirmasi dimulainya fase utama operasi di Gaza City, dengan pasukan bergerak dari pinggiran kota menuju pusatnya. Serangan udara yang telah berlangsung sebelumnya telah menghancurkan banyak blok bangunan di kota tersebut. Para pejabat militer Israel, yang berbicara secara anonim, menyebutkan bahwa operasi ini diperkirakan akan memakan waktu berbulan-bulan.

Di tengah rentetan serangan tersebut, Rumah Sakit Syifa di Gaza City melaporkan menerima jenazah 34 korban tewas pada Selasa siang. Puluhan lainnya dilaporkan terluka dan membutuhkan perawatan segera. Kondisi ini menambah daftar panjang korban sipil dalam konflik yang telah berlangsung.

Tangis Keluarga Sandera Memohon Penghentian Serangan

Di sisi lain, keluarga para sandera yang masih ditahan di Gaza tak henti-hentinya menyuarakan keprihatinan mereka. Semalam suntuk, mereka berkumpul di depan kediaman Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, memohon agar operasi militer di Gaza City dihentikan. Beberapa bahkan mendirikan tenda dan tidur di luar kediaman Netanyahu sebagai bentuk protes damai, berharap suara mereka didengar dan nyawa orang-orang terkasih bisa terselamatkan.

Peran Diplomasi Internasional di Tengah Eskalasi Konflik

Sementara pertempuran semakin sengit, upaya diplomasi internasional terus berjalan. Emir Qatar dilaporkan melakukan pembicaraan dengan Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio di Doha. Dalam pertemuan tersebut, keduanya membahas kerja sama pertahanan dan ‘konsekuensi serangan Israel’. Pembahasan juga merambah pada upaya mediasi untuk mencapai gencatan senjata di Jalur Gaza. Pihak Qatar sendiri mengkritik keras Perdana Menteri Israel atas serangan yang menargetkan petinggi Hamas di Doha beberapa waktu lalu, yang mengakibatkan tewasnya enam orang.

Di tempat terpisah, Uni Eropa mendesak Israel untuk menghentikan invasi daratnya di Gaza utara. Jurubicara Komisi Eropa menyatakan bahwa intervensi militer hanya akan menambah kehancuran, korban jiwa, dan pengungsian, serta memperburuk situasi kemanusiaan yang sudah katastropik. Negara-negara Eropa berencana meningkatkan tekanan terhadap Israel terkait kampanye militernya.

Kekhawatiran Dunia dan Ajakan Gencatan Senjata

Pemerintah Inggris menyebut ofensif baru Israel di Gaza sebagai tindakan ‘sangat sembrono dan mengerikan’. Menteri Luar Negeri Inggris menulis di platform X bahwa serangan tersebut akan menimbulkan lebih banyak pertumpahan darah, menewaskan lebih banyak warga sipil tak berdosa, dan membahayakan nyawa para sandera yang tersisa. Seruan untuk gencatan senjata segera, pembebasan semua sandera, bantuan kemanusiaan tanpa hambatan, dan jalan menuju perdamaian abadi terus bergema dari berbagai penjuru dunia.

Ribuan Warga Mengungsi, Jalanan Dipenuhi Pengungsi

Seiring dimulainya operasi militer Israel, ribuan warga Palestina terpaksa meninggalkan rumah mereka di Gaza utara. Antrean panjang kendaraan terlihat di sepanjang jalan pesisir saat puluhan ribu orang berusaha menuju selatan. Kendaraan yang sarat muatan barang dan bahkan kasur yang diikat di berbagai permukaan, merayap perlahan. Banyak pula yang terpaksa berjalan kaki menyusuri pantai. PBB memperkirakan sekitar 220.000 warga Palestina telah mengungsi dari Gaza utara, termasuk lebih dari 70.000 dalam beberapa hari terakhir jelang operasi ini.

Situasi di Hodeida, Yaman: Ancaman Serangan Israel

Situasi di Yaman juga memanas. Kelompok milisi Houthi melaporkan bahwa Israel telah melancarkan serangan udara ke kota pelabuhan Hodeida. Juru bicara militer Houthi menyatakan bahwa pertahanan udara mereka sedang menghadapi pesawat-pesawat Israel. Militer Israel sendiri telah mengeluarkan peringatan kepada penduduk Hodeida untuk segera evakuasi sebelum serangan yang diperkirakan terjadi dalam beberapa jam ke depan. Hodeida sendiri dikuasai oleh Houthi yang kerap melancarkan rudal dan drone ke arah Israel serta menargetkan kapal-kapal di Laut Merah.

Perkembangan Terbaru

  • 16 September 2025: Militer Israel mengumumkan dimulainya fase utama operasi darat di Gaza City.
  • 16 September 2025: Rumah Sakit Syifa melaporkan 34 korban tewas akibat serangan Israel.
  • 16 September 2025: Keluarga sandera berdemonstrasi di depan kediaman PM Netanyahu.
  • 16 September 2025: Qatar dan AS membahas situasi keamanan di Timur Tengah.
  • 16 September 2025: Uni Eropa mendesak Israel untuk menghentikan invasi darat.
  • 16 September 2025: Inggris menyebut ofensif baru Israel ‘sangat sembrono’.
  • 16 September 2025: Puluhan ribu warga Palestina mengungsi dari Gaza utara.
  • 16 September 2025: Milisi Houthi di Yaman melaporkan serangan udara Israel di Hodeida.

Situasi di Gaza saat ini sangatlah genting. Eskalasi konflik ini menimbulkan kekhawatiran mendalam bagi komunitas internasional dan menambah penderitaan bagi warga sipil yang terjebak di tengah peperangan.

About The Author

Bima Nugroho

Bima, Sarjana Ilmu Komunikasi dari Universitas Airlangga, terpesona dengan koneksi global dan dinamika antar budaya. Ia ingin membuat peristiwa internasional kompleks menjadi mudah dipahami, gemar bepergian, kolektor musik dunia, dan juga menulis untuk Mega Kancah.

Share this article

Back To Top