Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali membuat pernyataan kontroversial yang menggemparkan publik. Dalam sebuah konferensi pers di Gedung Putih, ia melontarkan klaim yang tidak berdasar mengenai hubungan antara obat pereda nyeri Tylenol, vaksin, dan autisme. Klaim ini muncul bertepatan dengan pengumuman inisiatif besar pemerintah untuk mempelajari penyebab gangguan otak yang kompleks ini. Artikel ini akan mengupas tuntas pernyataan Trump, menyoroti bukti ilmiah yang ada, dan memberikan gambaran yang lebih jernih kepada masyarakat.
Trump Lontarkan Klaim Mengejutkan: Tylenol dan Vaksin Disebut Berbahaya?
Dalam pidatonya yang mendadak dan cukup bertele-tele, Presiden Trump secara gamblang menyarankan para wanita hamil untuk tidak mengonsumsi Tylenol, bahkan mengulanginya belasan kali. Ia juga menasihati para ibu untuk tidak memberikan obat generik acetaminophen ini kepada bayi mereka. Tak berhenti di situ, Trump juga menghidupkan kembali klaim yang telah lama dibantah oleh komunitas ilmiah, yaitu bahwa kandungan dalam vaksin atau pemberian beberapa vaksin dalam waktu berdekatan dapat berkontribusi pada peningkatan kasus autisme di Amerika Serikat. Sayangnya, seluruh pernyataan ini disampaikan tanpa disertai bukti medis yang kuat.
Pengumuman ini, yang tampaknya lebih mengandalkan studi yang sudah ada daripada penelitian baru yang signifikan, datang di tengah desakan dari gerakan ‘Make America Healthy Again’ yang gencar mencari jawaban atas penyebab autisme. Koalisi pendukung Menteri Kesehatan Robert Kennedy Jr. ini mencakup beberapa aktivis anti-vaksin yang selama ini telah menyebarkan klaim yang telah dibantah bahwa imunisasi bertanggung jawab atas autisme.
Fakta menariknya, Trump sendiri memiliki ketertarikan lama terhadap autisme dan kekhawatiran tentang jadwal vaksinasi anak-anak, meskipun di sisi lain ia bangga dengan perannya dalam penyebaran vaksin COVID-19 selama masa jabatan pertamanya.
Mitos Tylenol dan Autisme: Apa Kata Ahli?
Pernyataan Trump ini menuai kritik keras dari para ahli medis. Bioetikus dari New York University, Art Caplan, menyebutnya sebagai “tampilan paling menyedihkan dari kurangnya bukti, rumor, daur ulang mitos lama, nasihat buruk, kebohongan terang-terangan, dan nasihat berbahaya yang pernah saya saksikan dari siapa pun yang berwenang.”
Bukti Ilmiah Belum Kuat, Studi Masih Berkembang
Dalam konferensi pers tersebut, Presiden Trump mengumumkan bahwa Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) akan mulai memberi tahu dokter bahwa penggunaan acetaminophen “dapat dikaitkan” dengan peningkatan risiko autisme. Namun, alasan di balik rekomendasi baru ini tidak segera diberikan.
Menurut pakar autisme David Mandell dari Universitas Pennsylvania, beberapa penelitian memang sempat menimbulkan kemungkinan bahwa penggunaan acetaminophen selama kehamilan dapat meningkatkan risiko autisme. Namun, banyak penelitian lain yang tidak menemukan kekhawatiran tersebut. Salah satu tantangan dalam penelitian ini adalah sulitnya memisahkan efek penggunaan Tylenol dari efek demam tinggi selama kehamilan. Demam, terutama pada trimester pertama, diketahui dapat meningkatkan risiko keguguran, kelahiran prematur, dan masalah lainnya, demikian menurut Society for Maternal-Fetal Medicine.
Trump juga mendesak agar tidak memberikan Tylenol kepada anak kecil. Namun, para ilmuwan menyatakan bahwa penelitian menunjukkan autisme berkembang di otak janin. Menanggapi peringatan Trump, Society for Maternal-Fetal Medicine menegaskan bahwa mereka masih merekomendasikan Tylenol sebagai pilihan yang tepat untuk mengobati demam dan nyeri selama kehamilan. Presiden American College of Obstetricians and Gynecologists juga menyatakan bahwa saran yang menyatakan penggunaan Tylenol selama kehamilan menyebabkan autisme adalah “tidak bertanggung jawab karena pesan yang berbahaya dan membingungkan yang mereka kirimkan kepada pasien hamil.”.
Juru bicara pers Trump, Karoline Leavitt, menyatakan bahwa pemerintah “tidak percaya bahwa mengonsumsi lebih banyak pil selalu merupakan jawaban untuk kesehatan yang lebih baik” dan “tidak akan gentar dalam upaya ini karena kami tahu jutaan orang di seluruh Amerika bersyukur.”.
Dampak Finansial: Saham Kenvue Anjlok
Produsen Tylenol, Kenvue, membantah adanya hubungan antara obat tersebut dengan autisme. Dalam sebuah pernyataan, mereka memperingatkan bahwa jika ibu hamil tidak menggunakan Tylenol saat dibutuhkan, mereka bisa menghadapi pilihan berbahaya antara menderita demam atau menggunakan alternatif pereda nyeri yang lebih berisiko. Akibat pernyataan ini, saham Kenvue Inc. dilaporkan turun 7,5% pada perdagangan hari Senin, mengurangi nilai pasar perusahaan sekitar $2,6 miliar.
Penelitian Potensi Peran Folat dalam Autisme
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Kesehatan Robert Kennedy Jr. mengumumkan peluncuran upaya baru yang melibatkan seluruh lembaga untuk mengungkap semua faktor yang mungkin berkontribusi terhadap autisme, sebuah pertanyaan yang telah diteliti oleh para ilmuwan selama beberapa dekade. Kepala FDA, Dr. Marty Makary, juga mengumumkan langkah awal untuk mencoba menyetujui metabolit asam folat yang disebut leucovorin sebagai pilihan pengobatan bagi pasien yang diyakini memiliki kadar folat rendah di otak. Hal ini mungkin termasuk beberapa orang dengan autisme.
Leucovorin digunakan untuk menangkal efek samping dari berbagai obat resep, termasuk kemoterapi dan obat dosis tinggi lainnya yang dapat berdampak negatif pada sistem kekebalan tubuh. Cara kerjanya adalah dengan meningkatkan kadar folat, bentuk vitamin B yang krusial untuk produksi sel darah merah yang sehat dalam tubuh. Wanita memang sudah dianjurkan untuk mengonsumsi asam folat sebelum konsepsi dan selama kehamilan karena dapat mengurangi kemungkinan cacat lahir tertentu yang dikenal sebagai cacat tabung saraf.
Dalam beberapa tahun terakhir, beberapa penelitian menunjukkan hasil positif ketika asam folat dosis tinggi digunakan untuk mengobati anak-anak dengan autisme. Para peneliti di China dan negara lain melaporkan perbaikan dalam keterampilan sosial dan metrik lainnya. Studi-studi kecil ini dengan cepat diadopsi oleh sebagian komunitas autisme online.
Teorinya adalah bahwa sebagian, bukan semua, anak-anak dengan autisme mungkin tidak memetabolisme folat dengan benar, jelas Mandell. Namun, ia menekankan bahwa penelitian terbaru ini “sangat kecil.” Untuk membuktikan efeknya, “kita akan memerlukan uji coba acak terkontrol secara independen, besar, dan ketat.”.
Puluhan Tahun Penelitian: Tidak Ada Hubungan Vaksin dan Autisme
Selama konferensi pers, Trump menyatakan bahwa ia percaya pada vaksin, tetapi mengklaim tanpa bukti bahwa pemberian vaksin secara berdekatan pada usia yang direkomendasikan memiliki kaitan dengan autisme. Memberi jeda antar suntikan seperti yang ia sarankan justru dapat meningkatkan risiko anak-anak terinfeksi penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin sebelum mereka kembali untuk kunjungan berikutnya.
| Tahun | Estimasi Kasus Autisme per 1.000 Anak AS | Jumlah Dosis Vaksin Rekomendasi pada Usia 18 Bulan |
|---|---|---|
| 2000 | sekitar 6.7 | 11 |
| 2010 | sekitar 11.3 | 14 |
| 2020 | sekitar 15.0 | 16 |
Meskipun aktivis anti-vaksin, termasuk Kennedy, telah lama menyarankan adanya hubungan antara vaksin dan autisme, konsensus ilmiah yang luas dan penelitian selama puluhan tahun telah secara tegas menyimpulkan bahwa tidak ada hubungan tersebut. Autisme bukanlah penyakit, melainkan kondisi perkembangan yang kompleks yang memengaruhi orang secara berbeda. Ini dapat mencakup keterlambatan dalam bahasa, pembelajaran, atau keterampilan sosial dan emosional. Bagi sebagian orang, autisme yang parah berarti tidak bisa berbicara dan memiliki disabilitas intelektual, tetapi sebagian besar penyandang autisme mengalami efek yang jauh lebih ringan.
Gangguan ini memengaruhi 1 dari 31 anak di AS saat ini, sebuah peningkatan tajam dari hanya beberapa tahun yang lalu, menurut CDC. Para ahli mengatakan peningkatan ini terutama disebabkan oleh definisi baru untuk gangguan tersebut yang sekarang mencakup kasus ringan pada “spektrum” dan diagnosis yang lebih baik. Mereka menegaskan bahwa tidak ada satu penyebab tunggal untuk gangguan ini dan retorika yang muncul tampaknya mengabaikan serta merusak penelitian selama puluhan tahun tentang faktor genetik dan lingkungan yang dapat berperan.
Dampak Kebijakan Kesehatan di Era Trump
Pengumuman ini merupakan langkah terbaru yang diambil oleh pemerintahan Trump, yang didorong oleh Kennedy dan para pendukungnya, untuk membentuk kembali lanskap kesehatan masyarakat Amerika. Di luar pemotongan anggaran di lembaga-lembaga kesehatan federal, Centers for Disease Control and Prevention (CDC) telah diguncang oleh perselisihan mengenai kebijakan vaksin Kennedy. Panel imunisasi berpengaruh yang diisi oleh tokoh-tokoh kritis terhadap vaksin oleh Kennedy minggu lalu mengubah panduan suntikan untuk COVID-19 dan penyakit lainnya.
Penting bagi masyarakat untuk selalu mengedepankan informasi yang akurat dan terverifikasi dari sumber-sumber terpercaya, terutama ketika menyangkut kesehatan diri dan keluarga. Klaim tanpa dasar dapat menimbulkan kepanikan dan kesalahpahaman yang berbahaya.
Sumber:
- Centers for Disease Control and Prevention (CDC) – Vaccine Safety
- Food and Drug Administration (FDA) – Drug Recalls
- National Institute of Child Health and Human Development – Autism Spectrum Disorder




