Trump Guncang PBB: “Potensi Besar Tapi Tak Sesuai Harapan!” Soroti Ancaman Eropa

Mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, kembali menggebrak panggung Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dengan pidato yang penuh kritik dan klaim keberhasilan. Di hadapan para pemimpin dunia, Trump tak segan melontarkan pandangannya bahwa PBB belum mampu mengoptimalkan potensinya yang luar biasa. Ia juga tak lupa memberikan peringatan keras kepada Eropa mengenai arah kebijakan migrasi dan energi hijau yang dianggapnya menyesatkan. Pidato ini memicu beragam reaksi dan menyoroti kembali gaya diplomasi Trump yang khas. Berikut adalah rangkuman poin-poin utama dari pidatonya:

  • Kritik tajam terhadap efektivitas PBB dalam menyelesaikan konflik global.
  • Klaim keberhasilan kebijakan luar negeri di bawah kepemimpinannya.
  • Peringatan keras terhadap Eropa mengenai dampak negatif kebijakan migrasi dan energi hijau.
  • Pandangan baru terkait perang Rusia-Ukraina dan dorongan untuk solusi damai.
  • Sikap tegas terhadap upaya pengakuan negara Palestina.
  • Sindirian ringan terkait fasilitas di markas PBB.
  • Ungkapan harapan untuk mendapatkan Nobel Perdamaian.

Trump Gempur PBB: Potensi Besar, Hasil Nol?

Dalam pidatonya di hadapan Majelis Umum PBB, Donald Trump melancarkan serangan verbal yang cukup keras terhadap organisasi internasional tersebut. Ia mengutarakan kekecewaannya karena PBB, menurutnya, masih jauh dari memaksimalkan potensi besarnya. “Apa gunanya Perserikatan Bangsa-Bangsa?” tanya Trump retoris. Ia menilai bahwa lembaga ini lebih banyak diisi dengan “kata-kata kosong” yang tidak mampu menyelesaikan perang dan masalah dunia lainnya. Trump, yang sempat memimpin Amerika Serikat dengan slogan America First, kembali menegaskan postur negara adidaya tersebut yang cenderung lebih antagonis terhadap PBB, sebuah perubahan drastis dari pemerintahan Presiden Joe Biden yang lebih berorientasi pada kerja sama internasional.

Peringatan Keras untuk Eropa: “Monster Bermata Dua” Mengintai!

Trump tidak hanya mengkritik PBB, tetapi juga memberikan peringatan serius kepada negara-negara Eropa. Ia menyoroti kebijakan migrasi yang dianggapnya terlalu longgar dan program energi hijau yang ambisius. Menurutnya, gabungan kedua kebijakan ini bagaikan “monster bermata dua” yang siap menghancurkan ekonomi dan identitas budaya Eropa. Trump secara gamblang menyatakan bahwa jika Eropa tidak segera mengubah arah kebijakannya, “negara Anda akan hancur.” Ia menekankan pentingnya pengendalian imigrasi dan meragukan kelayakan program energi hijau, sembari mempromosikan kembali pentingnya energi fosil yang dianggapnya lebih realistis.

Klaim Keberhasilan dan Arogansi ‘America First’

Di tengah kritiknya, Trump juga tak lupa memuji pencapaian di bawah kepemimpinannya. Ia membanggakan kebijakan luar negerinya yang dianggap berhasil menciptakan perdamaian di berbagai wilayah konflik, bahkan mengklaim telah “mengakhiri tujuh perang.” Trump menyebutkan upayanya dalam menengahi hubungan antara Israel dan Iran, India dan Pakistan, serta Mesir dan Sudan. Namun, klaim ini kerap dibantah oleh para pakar yang menilai dampaknya tidak sebesar yang digembar-gemborkan. Gayanya yang penuh percaya diri dan terkadang arogant terlihat jelas saat ia menyatakan bahwa keberhasilan ini seharusnya menjadi tugas PBB, bukan dirinya.

Perubahan Sikap Dramatis Terhadap Perang Rusia-Ukraina

Salah satu poin yang paling menarik perhatian adalah pergeseran sikap Trump terkait perang Rusia-Ukraina. Setelah pidatonya, dan melalui sebuah pertemuan dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, Trump menyatakan keyakinannya bahwa Ukraina, dengan dukungan NATO dan Uni Eropa, dapat memenangkan kembali seluruh wilayahnya yang diduduki Rusia. Pernyataan ini menandai perubahan dari sikapnya sebelumnya yang cenderung ingin segera mengakhiri perang dengan cepat. Trump bahkan mengkritik cara Rusia berperang, menyebutnya seperti “macan kertas” karena memakan waktu terlalu lama.

Menyoal Negara Palestina dan Konflik Timur Tengah

Trump juga menyoroti dorongan internasional untuk mengakui negara Palestina. Ia dengan tegas menentang upaya ini, menganggapnya sebagai “hadiah” bagi teroris Hamas atas serangan 7 Oktober. Trump berargumen bahwa pengakuan negara Palestina akan memberikan imbalan yang terlalu besar bagi mereka yang bertanggung jawab atas kekejaman tersebut. Ia juga terlibat dalam pertemuan dengan perwakilan negara-negara Timur Tengah untuk membahas upaya mengakhiri perang di Gaza, menyebut pertemuan tersebut sebagai “yang paling penting” baginya.

Sindirian untuk Fasilitas PBB dan Harapan Nobel

Di awal pidatonya, Trump sempat menyindir fasilitas di markas PBB. Ia mengeluhkan eskalator yang rusak dan teleprompter yang tidak berfungsi, yang ia anggap sebagai “dua hal yang ia dapatkan dari PBB.” Sindiran ringan ini disambut tawa oleh para hadirin. Lebih lanjut, Trump kembali menyuarakan harapannya untuk mendapatkan Nobel Perdamaian, meskipun ia mengakui bahwa “hadiah sebenarnya” adalah terhindarnya banyak nyawa dari perang.

Tabel Perbandingan Klaim Keberhasilan Trump dan Fakta

Klaim TrumpFakta / Pandangan Pakar
Mengakhiri 7 perangUpaya mediasi dilakukan, namun dampak akhir dan kompleksitas penyelesaian masih diperdebatkan. PBB tidak terlibat aktif dalam banyak kasus ini.
PBB tidak membantu penyelesaian konflikPBB terlibat aktif dalam banyak resolusi konflik, meskipun efektivitasnya bervariasi tergantung pada dinamika politik global.
Kebijakan migrasi Eropa akan menghancurkanDampak kebijakan migrasi adalah isu kompleks dengan berbagai pandangan dan analisis ekonomi serta sosial.

Sumber Terpercaya

About The Author

Putri Siregar

Putri adalah lulusan Sarjana Ilmu Media dari Universitas Brawijaya Malang. Ia sangat tertarik pada tren mode, musik, dan film, dan senang berbagi pengetahuannya. Putri juga seorang ilustrator berbakat dan sering menyertakan ilustrasi karyanya dalam artikelnya. Ia adalah penggemar film dan konser. Saat ini, Putri juga menulis artikel freelance untuk Mega Kancah.

Share this article

Back To Top