Tragedi Maut di Kalimantan Selatan: 8 Jenazah Korban Helikopter Jatuh Tiba di Banjarmasin

Kabar duka menyelimuti Kalimantan Selatan. Delapan jenazah korban kecelakaan helikopter yang jatuh di wilayah terpencil akhirnya berhasil dievakuasi dan tiba di Rumah Sakit Bhayangkara, Banjarmasin, pada Jumat (5/9/2025) pagi. Kedatangan para korban menandai akhir dari operasi pencarian dan penyelamatan yang penuh tantangan di medan yang sulit.

Berikut adalah poin-poin penting dari peristiwa tragis ini:

  • Delapan jenazah korban kecelakaan helikopter telah berhasil ditemukan dan dievakuasi.
  • Proses evakuasi dilakukan di lokasi jatuhnya helikopter di kawasan pegunungan hutan Mentewe, Tanah Bumbu.
  • Identifikasi jenazah dilakukan oleh tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Kalimantan Selatan.
  • Penyebab pasti kecelakaan masih dalam penyelidikan oleh pihak berwenang.
  • Helikopter yang jatuh merupakan jenis BK117 D3 yang dioperasikan oleh Eastindo Air.

Misi Evakuasi Dramatis di Hutan Belantara

Tim gabungan SAR gabungan menghadapi medan yang ekstrem untuk menemukan dan mengevakuasi delapan jenazah korban kecelakaan helikopter di Kalimantan Selatan. Helikopter yang jatuh di area pegunungan terpencil di Kecamatan Mentewe, Kabupaten Tanah Bumbu, membutuhkan upaya luar biasa untuk dijangkau. Tim penyelamat harus berjuang menembus hutan lebat dan medan yang curam untuk mencapai lokasi.

Perjuangan Menjangkau Titik Jatuh

Enam ambulans dikerahkan untuk membawa para korban dari lokasi kejadian menuju Rumah Sakit Bhayangkara di Banjarmasin. Lima kendaraan membawa jenazah, sementara satu ambulans lainnya mengawal konvoi. Satu ambulans bahkan membawa dua jenazah sekaligus untuk mempercepat proses. Demi efisiensi, setiap ambulans diparkir mundur menghadap pintu ruang DVI agar proses penurunan jenazah berjalan lancar. Petugas kepolisian dan Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Kalimantan Selatan turut membantu memindahkan jenazah ke fasilitas identifikasi.

Penemuan Jenazah yang Mengharukan

Direktur Operasi Basarnas, Laksamana Pertama TNI Yudhi Bramantyo, menjelaskan bahwa satu jenazah ditemukan sekitar 100 meter dari lokasi utama reruntuhan helikopter. Tujuh jenazah lainnya ditemukan di dalam atau di dekat bangkai pesawat. Penemuan ini merupakan puncak dari operasi pencarian yang melibatkan berbagai unsur, termasuk TNI, Polri, unit penanggulangan bencana, serta relawan masyarakat yang didukung penuh oleh warga lokal.

Detail Kecelakaan Helikopter

Helikopter jenis BK117 D3 yang dioperasikan oleh PT Eastindo Air ini dilaporkan hilang kontak pada Senin, 1 September 2025, tak lama setelah lepas landas dari Bandara Kotabaru pada pukul 08:46 pagi waktu setempat. Pesawat nahas ini seharusnya terbang menuju Palangka Raya, Kalimantan Tengah. Kontak hilang hanya delapan menit setelah lepas landas, menimbulkan kekhawatiran besar akan nasib delapan orang di dalamnya.

Identitas Para Korban

Pihak berwenang telah merilis daftar nama korban yang berada di dalam helikopter:

JabatanNama
PilotCapt. Haryanto
TeknisiHendra
PenumpangMark Werren
PenumpangYudi Febrian
PenumpangAndys Rissa Pasulu
PenumpangSantha Kumar
PenumpangClaudine Quito
PenumpangIboy Irfan Rosa

Penyelidikan Masih Berlangsung

Penyebab pasti kecelakaan helikopter ini masih menjadi misteri dan tengah diselidiki secara mendalam oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) serta pihak berwenang lainnya. Tim investigasi akan menganalisis seluruh data penerbangan, kondisi cuaca, serta kondisi teknis helikopter untuk menarik kesimpulan. Fokus utama saat ini adalah memastikan proses identifikasi jenazah berjalan dengan baik dan memberikan dukungan kepada keluarga korban.

Faktor Cuaca dan Medan

Kondisi cuaca yang berubah-ubah dan medan pegunungan yang sulit di Kalimantan Selatan seringkali menjadi tantangan tersendiri dalam operasi pencarian dan penyelamatan. Laporan awal sempat menyebutkan bahwa cuaca menjadi salah satu kendala dalam upaya pencarian helikopter yang hilang. Hal ini menggarisbawahi pentingnya data prakiraan cuaca yang akurat dan kesiapan tim SAR dalam menghadapi situasi darurat di wilayah dengan kondisi geografis ekstrem.

Kejadian ini kembali mengingatkan kita akan risiko yang dihadapi dalam transportasi udara, terutama di wilayah dengan aksesibilitas terbatas. Pihak berwenang terus berupaya meningkatkan standar keselamatan penerbangan untuk mencegah terulangnya tragedi serupa di masa mendatang.

About The Author

Putri Siregar

Putri adalah lulusan Sarjana Ilmu Media dari Universitas Brawijaya Malang. Ia sangat tertarik pada tren mode, musik, dan film, dan senang berbagi pengetahuannya. Putri juga seorang ilustrator berbakat dan sering menyertakan ilustrasi karyanya dalam artikelnya. Ia adalah penggemar film dan konser. Saat ini, Putri juga menulis artikel freelance untuk Mega Kancah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Share this article

Back To Top